HOPExpress

Hotline Hopexpress

0823 2000 0068
hopexpress
contianer

Semakin Meningkat Biaya Logistik dan Container

Direktur Jenderal Perbisnisan Dalam Negeri Kementerian Perbisnisan Oke Nurwan, membuka sebab musabab harga pengiriman dan container dalam negeri yang semakin mahal.

Ternyata kelangkaan container yang terjadi di banyak negara menjadi pemicu peningkatan biaya logistik dan container di dalam negeri.

“Container di dalam negeri yang tadinya belum terdampak saat ini mulai awal tahun ini atau kuartal ke-II tahun ini sudah mulai berdampak pada harga container untuk domestik,” kata Oke dalam diskusi Indef, Rabu (24/11/2021).

Dia menjelaskan semua berawal dari masalah di banyak negara terkait biaya logistik yang tinggi dan harga container yang mahal.

Pihaknya pun mencari cara agar geliat ekonomi nasional tidak terusik, dengan memastikan ketersediaan container terutama pada perbisnisan internasional harus tersedia.

Melihat kondisi ini pihaknya berupaya mencari cara. Pada awal 2021, Kemendag berbicara dengan usahawan yang tergabung dalam INSA untuk menyediakan atau menarik container kosong.

“4.000 container pada awal-awal tahun tetapi konsekuensinya harga melonjak tajam. Containernya tersedia dengan terbatas dan itupun harga container bertambah dan ini bukan hanya permasalahan di dalam negeri, tetapi ini adalah permasalahan global,” ujar dia.

Pemerintah juga bekerjasama dengan pelaku dan asosiasi container agar dapat menyiapkan container untuk kebutuhan perbisnisan. Alhasil, tersedia 1.200 container di dalam negeri.

Tetapi Kemendag mendeteksi, peningkatan harga pengiriman container domestik ke beberapa wilayah telah naik. Seperti ke Sumatera seperti Pekanbaru bertambah 30 persen, Medan 40 persen, dan ke wilayah timur sekitar 15 persen.

Meski usahawan memastikan jika peningkatan harga container ini hanya bersifat sementara sehingga ada kestabulan.

Peningkatan harga pengiriman container ini juga disebabkan harga bahan bakar yang naik dari isis perusahaan shipping.

Biaya bunker bertambah dari USD 600 menjadi USD 1.200, ditambah adanya peningkatan biaya pemeliharaan seperti suku cadang.

“Pemeliharaan tidak murah karena suku cadang impor, sementara impor terusik, sehingga harga suku cadang bertambah, jadwal kedatangan barang juga terlambat, proses dwelling time juga lama. Harga harus menyesuaikan,” ujarnya.

Kendati begitu, Oke menyebut kondisi tersebut bersifat sementara, jika keadaan sudah normal tidak akan terjadi lagi.

“Ini adalah sifatnya sementara sampai ini akan kembali lagi normal, sifatnya sementara,” pungkasnya.